Strategi Sederhana Menetapkan Ekspektasi Realistis
ZOYAQQ_LOUNGE, Strategi sederhana Tanpa di sadari, sebagian besar rasa stres bersumber dari diri kita sendiri. Ekspektasi berlebihan, kritik tanpa henti, tuntutan untuk menjadi sempurna. Kita semua pasti berharap untuk bekerja lebih lama, menghasilkan lebih banyak, berprestasi secara konstan, lebih berani dan kuat.
Strategi Sederhana Menetapkan Ekspektasi Realistis ke Diri Sendiri
Semua itu di tetapkan demi mendapat hasil yang sempurna. Itu menghasilkan tekanan dan beban pada diri sendiri. Hidup seperti itu tentu melelahkan. Kamu tidak akan pernah berhenti merasa puas dengan diri sendiri.
Dapatkan visi yang jelas dalam hidupmu
Kita mudah iri dengan perjalanan orang lain karena tidak tahu apa yang kita mau dalam hidup. Misal, kamu berbakat dalam menulis dan temanmu pintar dalam Matematika. Saat ia mendapat beasiswa ke universitas karena telah memenangkan olimpiade, kamu kesal pada diri sendiri karena tidak bisa mencapai itu.
Mulailah tanya, “Apa yang ingin kulakukan dalam hidup?” kalau pertanyaan itu belum membantu untuk mendapat visi yang jelas dalam hidupmu, cobalah dengan, “Sebagai apa aku ingin di ingat saat mati kelak?” atau “Memori apa yang ingin kukenang saat tua?”
Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan membantumu untuk menemukan apa yang benar-benar ingin kamu lakukan tanpa di pengaruhi tuntutan sosial.
Evaluasi lagi ekspektasimu sejauh ini
Selama beberapa tahun terakhir, kamu pasti memiliki target tersendiri untuk hidupmu. Kira-kira, bagaimana peran ekspektasi tersebut dalam hidupmu sejauh ini? Apa kamu berhasil memenuhi ekspektasimu?
Atau justru, kamu sering merasa terbebani dengan itu? Kalau ekspektasimu terasa terlalu berat dan membebani, penting untuk menentukan ekspektasi baru sesuai kekuatanmu. Dengan begitu, kamu akan bisa memperkirakan langkah apa saja ang bisa di lakukan.
Tidak perlu melihat rumput tetangga
Tahu tidak, sih, bahwa ekspektasi terlalu tinggi pada diri sendiri kebanyakan bersumber dari rasa iri pada orang? Melihat banyak temanmu telah sukses, kamu pun perlahan mulai merasa takut dan curiga dengan hidup.
Kalimat-kalimat negatif seperti, “Jangan-jangan, aku doang yang ketinggalan” atau “Aku gak akan bisa seperti mereka” konstan keluar dari mulutmu.
BACA JUGA : Kebiasaan yang Bantu Meningkatkan Kejernihan Mental
Kalau kamu punya visi yang jelas dalam hidup, kamu pasti tidak akan mudah tergiur oleh pencapaian orang lain. Percayalah teman, setiap orang memiliki waktu bersinar mereka masing-masing. Jangan sampai kamu terbodohi oleh ketakutanmu hingga menyiksa diri sendiri.
Alihkan self-critic ketika itu muncul
Ekspektasi tak realistis bisa bersumber dari kepercayaan diri sendiri bahwa kamu tidak cukup sebagaimana d irimu. Seringnya, self critic seperti ini muncul dari banyak sumber: trauma masa lalu, ketakutan berlebih tentang masa depan, dan pandangan diri yang tidak sehat.
Saat kritik ini mulai muncul dan menghantui benak, coba ambil waktu break untuk menenangkan diri sendiri. Jangan langsung telan semua kalimat itu mentah-mentah, tapi carilah jeda untuk mengingat kelebihan dirimu. Ada banyak alasan untukmu menerima diri sendiri, hanya terkadang kamu lupa dengan itu.
Jangan pernah ragu untuk terus mencoba
Perlu diingat, ekspektasi realistis tidak berarti pasrah dengan keadaan. Kamu masih bisa terus berusaha yang terbaik, tanpa harus terbeban dengan hasil akhirnya. Kamu tidak lagi menyalahkan diri sendiri ketika sesuatu berjalan di luar keinginanmu.
Dengan kesalahan dan kegagalan yang dialami, kamu bisa belajar hal baru yang berguna untuk masa depan. Jadi, kamu masih tetap memiliki tujuan, kamu masih bisa produktif dengan waktumu.