Potret Miris Gajah Kurus Dipaksa Karnaval

Potret Miris Gajah Kurus Dipaksa Karnaval

ZOYAQQ – Potret Miris Gajah Kurus Dipaksa Karnaval, Sesama makhluk hidup, hewan dan manusia selalu hidup berdampingan. Ada yang dijadikan peliharaan, ternak, dan juga ada yang digunakan untuk membantu pekerjaan manusia.

Namun perlu diingat, tidak semua hewan boleh seenaknya dimanfaatkan manusia. Karena terdapat juga hewan yang masuk dalam kategori langka dan dilindungi.

Meski begitu tetap saja ada orang-orang yang tak bertanggung jawab seenaknya, memanfaatkan dan mengeksploitasi tenaga maupun jasa dari binatang yang sebenarnya dilindungi.

Seperti Potret kisah memilukan seekor gajah di Sri Lanka yang diunggah di akun facebook Save Elephant Foundation. Unggahan itu membuat miris para pecinta hewan.

Gajah Tua, Kurus Kering
Potret

Pada penjelasan dalam postingan itu disebutkan, ada seekor gajah tua berusia 70 tahun dengan tubuh yang kurus. Namun masih dipekerjakan dalam festival karnaval.

Potret si gajah yang bertubuh kurus tidak nampak. Ini karena tubuhnya tertutup kain di sepanjang acara. Sehingga tak ada satupun penonton yang tahu bagaimana wujud aslinya.

Melansir AGENPOKER , seorang aktivis bernama Lek Chailert dari organisasi Save Ekephant Foundation dari Thailand mengatakan, Tikiri merupakan salah satu dari 60 gajah yang ikut dalam karnaval keagmaan di Kandy, Sri Lanka.

Tikiiri berjalan selama 10 hari berturut-turut di tengah keramaian orang-orang yang merayakan karnaval. Ketika Tikiri berjalan lambat, semua orang mengira bahwa orang-orang di sana akan diberkati.

Kisah Tikiiri

Ini Tikiiri, gajah betina perempuan yang tampak sakit pada usia 70 tahun. Dia adalah salah satu dari 60 gajah yang harus bekerja dalam pelayanan Festival Perahera di Sri Lanka tahun ini.” Tikiri bergabung dalam pawai dari pagi hingga larut malam selama sepuluh malam berturut-turut.

Di tengah kebisingan, kembang api, dan asap. Dia berjalan beberapa kilometer setiap malam sehingga orang akan merasa diberkati selama upacara.

Baca Juga : Arti Makna dari Yin dan Yang (Hitam Dan Putih)

Tak ada yang melihat tubuh kurusnya dan kondisinya yang semakin lemah, karena tertutup oleh kostumnya.

Tak ada yang melihat air mata yang menetes di matanya, lantaran terluka terluka oleh lampu-lampu terang yang menghiasi topengnya.

Tak ada yang melihat kesulitannya melangkah ketika kakinya dibelenggu saat dia berjalan.”

Bagaimana Disebut Berkat?

Untuk sebuah upacara, semua memiliki hak untuk berkeyakinan selama kepercayaan itu tidak mengganggu atau merugikan makhluk lain.

Bagaimana kita dapat menyebut ini sebagai berkat, atau sesuatu yang suci, jika kita membuat hidup makhluk lain menderita?

Hari ini adalah Hari Gajah Sedunia. Kita tak dapat membawa dunia yang damai kepada gajah jika kita masih berpikir bahwa fenomena ini dapat diterima.

Mencintai, tidak menyakiti, mengikuti jalan kebaikan dan kasih sayang, ini adalah Jalan Buddha. Saatnya untuk mengikuti.” Tulis postingan itu.

Respons Netizen
Potret

Berita ini kemudian menjadi perbincangan para netizen di media sosial, setelah Save Ekephant Foundation mengunggah kisahnya di laman Facebook mereka.

Sejak diunggah pada hari Selasa, 13 Agustus 2019 lalu postingan itu telah direspons sebanyak 2,1 ribu para pengguna dan beberapa menyampaikan komentar.

Aku benci apa yang terus kita lakukan pada makhluk agung yang indah ini,” tulis Michele Guyer.

Pertama kali dalam hidupku melihat seekor gajah domestik yang kurus. Terlalu menyakitkan. Semoga dia mendapat bantuan segera. Anda membuatnya bekerja keras, Anda harus memberinya makan lebih baik,” timpal Danwiwat Pattra.

Tolong, silakan coba dan bantu dia! Buka mata para orang-orang itu yang melakukannya. Tidak ada yang manusiawi!” imbuh Corne Terblanche.

Sumber : ZOYAQQ

ADMIN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *