Istana Di Indonesia Yang Masih Ada Sampai Sekarang

Istana Di Indonesia Yang Masih Ada Sampai Sekarang

ZoyaQQ Lounge – Istana Di Indonesia Yang Masih Ada Sampai Sekarang
Berikut beberapa istana yang dimiliki oleh negara Indonesia tercinta yang berada dari Sabang sampai Merauke :

1. Istana Merdeka

Istana Di Indonesia Yang Masih Ada Sampai Sekarang

Istana Merdeka juga dikenal dalam bahasa Indonesia sebagai Istana Gambir dan pada masa penjajahan Belanda sebagai Paleis te Koningsplein), adalah salah satu dari enam istana presiden di Indonesia. Terletak di sisi utara Lapangan Merdeka di Jakarta Pusat, Indonesia dan digunakan sebagai kediaman resmi Presiden Republik Indonesia.

Istana ini merupakan kediaman Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada masa penjajahan. Pada tahun 1949, istana ini berganti nama menjadi Istana Merdeka, “(ke) merdeka (an)” yang berarti “kebebasan” atau “kemerdekaan”.

Istana Merdeka merupakan bagian dari Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta seluas 6,8 hektar (17 hektar), yang juga termasuk Istana Negara, Wisma Negara (wisma negara), Sekretariat Negara (Sekretariat Negara), dan Gedung Bina Graha. Itu adalah pusat otoritas eksekutif Indonesia. 

2. Istana Bogor
Istana Di Indonesia Yang Masih Ada Sampai Sekarang

ZoyaQQ – Istana Bogor (Dalam bahasa Belanda: Het Paleis te Buitenzorg) adalah salah satu dari enam Istana Kepresidenan Indonesia, terletak di kota Bogor, Jawa Barat. Istana ini terkenal dengan ciri arsitektur dan sejarahnya yang khas, serta kebun raya yang bersebelahan. Istana Bogor dibuka untuk umum pada tahun 1968 untuk kelompok wisata umum (bukan perorangan), dengan izin dari penjabat Presiden Indonesia, Suharto. Taman istana meliputi area seluas 284.000 meter persegi (28,4 hektar).

Pada masa kolonial istana menjadi kediaman favorit para Gubernur Jenderal karena iklim Bogor yang lebih mudah beradaptasi. Istana ini juga disukai oleh mendiang Presiden Sukarno dan menjadi kediaman resmi kepresidenan sampai dia jatuh pada tahun 1967. Istana ini sebagian besar tidak digunakan hingga Februari 2015, ketika presiden baru Joko Widodo memindahkan kantor presiden dari Istana Merdeka ke Istana Bogor.

3. Istana Maimun
Istana Di Indonesia Yang Masih Ada Sampai Sekarang

Istana Maimun adalah sebuah istana kerajaan Kesultanan Deli dan cukup terkenal di Medan, ibu kota Sumatera Utara, Indonesia. Sekarang, itu berfungsi sebagai museum.

Dibangun oleh Sultan Ma’mun Al Rashid Perkasa Alamyah pada tahun 1887–1891, istana ini dirancang oleh arsitek Belanda Theodoor van Erp dan luasnya 2.772 m² dengan total 30 kamar. Istana ini telah menjadi tujuan wisata yang populer di kota ini, tidak hanya karena status warisan sejarahnya, tetapi juga karena desain interior istana yang unik, menggabungkan unsur-unsur warisan budaya Melayu, arsitektur Islam dan India, dengan furnitur Spanyol dan Italia. dan perlengkapannya.

4. Istana Pagaruyung
Istana Di Indonesia Yang Masih Ada Sampai Sekarang

ZoyaQQ – Istana Pagaruyung (Bahasa Minangkabau: Istano Basa Pagaruyuang) adalah istana bekas Kerajaan Pagaruyung yang terletak di Kecamatan Tanjung Emas dekat kota Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Indonesia. Dibangun dengan gaya arsitektur vernakular Rumah Gadang tradisional Minangkabau, tetapi memiliki sejumlah elemen atipikal termasuk struktur tiga lantai dan dimensi yang lebih besar dibandingkan dengan rumah gadang biasa.

Sejak Kerajaan Pagaruyung dibubarkan pada tahun 1833, tidak ada raja atau keluarga kerajaan yang tinggal di istana saat ini tetapi masih dijunjung tinggi di kalangan orang Minangkabau, karena keturunan bangsawan Minang (bangsawan) yang tersebar masih menemukan akar dan hubungan dengan bekas rumah kerajaan. dari Pagaruyung. Istana ini telah beberapa kali dihancurkan oleh api, pada tahun 1804, 1966 dan 2007. Telah dibangun kembali dan sekarang berfungsi sebagai museum dan objek wisata populer.

5. Keraton Sumenep

Keraton Sumenep adalah tempat kediaman resmi para Adipati/Raja-Raja selain sebagai tempat untuk menjalankan roda pemerintahan. Kerajaan Sumenep sendiri bisa dibilang sifatnya sebagai kerajaan kecil (setingkat Kadipaten) kala itu, sebab sebelum wilayah Sumenep dikuasai VOC wilayah Sumenep sendiri masih harus membayar upeti kepada kerajaan-kerajaan besar (Singhasari, Majapahit, dan Kasultanan Mataram).

Keraton Sumenep sejatinya banyak jumlahnya, selain sebagai kediaman resmi adipati/raja yang berkuasa saat itu, karaton juga difungsikan sebagai tempat untuk mengatur segala urusan pemerintahan kerajaan. Saat ini Bangunan Karaton yang masih tersisa dan utuh adalah bangunan Karaton yang dibangun oleh Gusti Raden Ayu Tirtonegoro R. Rasmana dan Kanjeng Tumenggung Ario Tirtonegoro (Bindara Saod) beserta keturunannya yakni Panembahan Somala Asirudin Pakunataningrat dan Sri Sultan Abdurrahman Pakunataningrat I (Raden Ario Notonegoro). Sedangkan untuk bangunan karaton-karaton milik Adipati/Raja yang lainnya, seperti Karaton Pangeran Siding Puri di Parsanga, Karaton Tumenggung Kanduruan, Karaton Pangeran Lor dan Pangeran Wetan di Karangduak hanya tinggal sisa puing bangunannya saja yakni hanya berupa pintu gerbang dan umpak pondasi bangunan Keraton.

6. Istana Tampak Siring

ZOYAQQ – Istana Tampaksiring adalah salah satu dari 6 Istana Kepresidenan Indonesia, terletak di Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali. Dibangun pada tahun 1957 dan selesai pada tahun 1963, tidak seperti istana kepresidenan Indonesia lainnya yang sebagian besar merupakan peninggalan masa penjajahan Hindia Belanda, Istana Tampaksiring dibangun setelah kemerdekaan Indonesia, dan dibangun bukan dengan gaya Kerajaan Kolonial Hindia Belanda, melainkan dalam modernisme dipadukan dengan unsur arsitektur Bali.

Bangunan-bangunan kompleks tersebar di atas lahan seluas 19 hektar. Bangunan istana utama dibangun di atas tanah yang lebih tinggi menghadap Pura Tampaksiring Tirta Empul dan Gunung Agung.

7. Istana Gedung Agung

Istana Gedung Agung awalnya dibangun pada tahun 1824 di atas tanah milik penduduk ke-18 Belanda di Yogyakarta, Anthonie Hendriks Smissaert. Bangunan pertama dirancang oleh seorang arsitek bernama A. Payen, dengan desain arsitektur tropis khas Hindia Belanda. Pembangunan gedung tersebut sempat tertunda akibat Perang Jawa yang sedang berlangsung, pemberontakan yang dipimpin oleh Pangeran Diponegoro dan baru selesai pada tahun 1832.

Gempa bumi mengguncang dan merobohkan istana pertama pada 10 Juni 1867 dan bangunan tersebut awalnya dibangun kembali pada tahun 1869. Status Yogyakarta diubah dari Residen menjadi provinsi pada 19 Desember 1927, sehingga gedung tersebut diubah fungsinya sebagai kantor gubernur.

Pada masa perjuangan kemerdekaan, ibu kota Jakarta diduduki oleh pasukan Sekutu dan pemerintah dipindahkan ke Yogyakarta pada tanggal 6 Januari 1946. Istana tersebut menjadi kediaman presiden Sukarno antara tahun 1946 dan 1949, sampai pemerintah dipindahkan kembali ke Jakarta pada 28 Desember 1949.

Setelah Soeharto menjadi presiden ke-2 Indonesia, istana dijadikan tempat pawai sore setiap tanggal 17 Agustus untuk memperingati kemerdekaan Indonesia. Kemudian pada tahun 1991 gedung tersebut digunakan untuk merayakan setiap detik-detik deklarasi kemerdekaan.

8. Istana Cipanas

ZOYAQQ – Istana Cipanas adalah salah satu dari enam istana presiden Republik Indonesia. Terletak di Cipanas, Jawa Barat, Indonesia dekat jalan raya yang menghubungkan Jakarta dan Bandung melalui Puncak. Terletak sekitar 103 kilometer (64 mil) dari Jakarta, atau sekitar 20 kilometer (12 mil) dari kota Cianjur. Istana Cipanas terletak di Desa Cipanas di Kabupaten Cianjur, di kaki Gunung Gede dan berada di ketinggian 1.100 meter (3.600 kaki) di atas permukaan laut. Bangunan ini berdiri di atas lahan seluas sekitar 26 hektar (64 hektar), dengan luas bangunan sekitar 7.760 meter persegi (83.500 kaki persegi).

9. Istana Negara
Istana Negara (Wikimedia Commons)

ZoyaQQ Register – Istana Negara (dalam bahasa Belanda: Paleis te Rijswijk) adalah salah satu dari enam istana kepresidenan Indonesia. Terletak di Jalan Veteran di Jakarta Pusat, dengan Istana Merdeka terletak di selatan. Merupakan bagian dari kompleks Istana Kepresidenan yang memiliki luas total 68.000 m², bersama dengan tiga bangunan lainnya: Bina Graha yang dulunya digunakan sebagai Kantor Presiden, Wisma Negara di sisi barat yang digunakan sebagai wisma negara, dan kantor Kementerian Sekretariat Negara Indonesia. Istana Negara menghadap ke utara menuju jalan tersebut, sedangkan Istana Merdeka menghadap Lapangan Merdeka dan Monumen Nasional (Monas).

ADMIN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *