Kisah Penggali Kubur Korban Corona

Kisah Penggali Kubur Korban Corona

Basic cerita ini diambil dari kisah penggali kubur korban virus corona di Indonesia.

ZoyaQQLounge

Wabah virus corona di Indonesia rupanya banyak memunculkan sisi lain yang jarang diketahui oleh orang-orang.

Saat masyarakat heboh menyoroti beragam hal tentang kinerja pemerintah, perjuangan para tenaga medis, hingga gejolak masyarakat.

Ada sebagian orang yang profesinya sebagai penggali kubur nyaris tak didengar kabarnya.

Seperti yang terjadi baru-baru ini, media asing justru meliput tentang para penggali kubur yang berjuang keras di tengah pandemi corona.

Bukan cuma profesi mereka saja yang dibutuhkan, tapi juga beban kerja yang berat dengan resiko yang tinggi.

Tentu, para penggali kubur itu dikhawatirkan terpapar korban Covid-19 yang mereka makamkan.

Kisah penggali kubur korban virus corona dengan durasi hingga 15 jam

Bukan hal yang mudah untuk para penggali makam karena bekerja ditengah pandemi seperti saat ini.

Merebaknya virus corona yang menular di masyarakat, berarti bertambah pula beban kerja mereka untuk menguburkan korban yang meninggal.

Hal ini lah yang jadi pemuci disorotnya kisah penggali kubur ini oleh media dari China, South China Morning Post (SCMP).

Para penggali kubur itu digambarkan bekerja keras untuk mengubur para korban virus corona di Jakarta.

Salah satunya ialah sosok Junaidi Hakim, Seakan berpacu dengan waktu ia bersama teman-temannya dalam bekerja.

Jika tidak cepat, maka nyawa mereka sendiri yang menjadi taruhannya karena tak dilengkapi pelindung diri yang memadai.

Tantangan bekerja ditengah pandemi dan bulan Puasa

Memang benar bahwa penggali kubur itu harus sigap dan cepat dalam melakukan pekerjaanya.

Mereka memiliki waktu kurang dari 10 menit untuk menghindari kemungkinan infeksi dari jenazah korban virus Corona.

Bekerja ditengah pandemi memang jadi tantangan tersendiri untuk mereka.

Selain resiko yang berbahaya, tentunya hal itu dilakukan pula saat bulan puasa.

Dimana mereka juga berpuasa dan tetap siaga meskipun sinar matahari terik.

Hal inilah yang selalu dihadapi oleh sekitar 50 penggali kubur di pemakaman Pondok Ranggon, Jakarta.

Pekerjaan yang berat menjadi pengalaman berharga

TPU Pondok Ranggon yang jadi salah satu tempat pemakaman khusus korban virus corona.

Setiap hari selalu dipenuhi oleh para penggali kubur yang siap untuk menjalankan tugasnya.

Dalam sehari, mereka bisa bekerja sampai 15 jam selama seminggu penuh. Padahal sebelum adanya wabah Corona,

Salah seorang penggali yang bernama Suherman cuma menggali makan selama sebulan sekali saja.

Dengan upah bulanan sebesar 4.2 juta para pekerja itu menggali setidaknya 20 kuburan perhari.

Memberikan tanda dengan tiang kayu putih yang dicantumkan nama, tanggal lahir dan hari meninggalnya.

Tentu saja durasi kerja seperti ini membuat rasa lelah yang luar biasa dan belum pernah mereka rasakan sebelumnya.

Editor : bandarq

ADMIN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *