Pelajaran Hidup Novel Klasik The Old Man and The Sea
ZOYAQQ_LOUNGE, Pelajaran hidup Old Man and The Sea adalah Novel karya Ernest Hemingway, seorang penulis cerita asal Amerika yang lahir di Oak Park, Illionis tahun 1899. Ramuan cerita pengarang terbaik pada zamannnya ini memang sederhana, tetapi kaya makna.
Pelajaran Hidup Dari Novel Klasik The Old Man And The Sea
Tidak heran jika kemudian novel yang menceritakan seorang nelayan tua dan berusaha mendapatkan ikan ini mendapatkan hadiah Pulitzer Award pada tahun 1953.
Selalu mempersiapkan segalanya dari awal
Di tengah pergulatannya melawan kawanan hiu yang lapar, Santiago menyesali persiapannya yang kurang matang sebelum pergi melaut. Hingga akhirnya ia hanya bisa berandai-andai. “Andai saja aku membawa ini dan itu sebagai persiapan,” dan berbagai andai begini, mungkin begitu.
Penyesalan memang selalu menyesakkan, ya! Maka dari itu, persiapan yang baik akan sangat membantu kita bisa mengatasi segala kemungkinan buruk.
Novel-novel klasik memang selalu menarik untuk dikulik. Apa kamu termasuk orang yang sudah membaca novel ini? Atau kamu malah jadi tertarik untuk membacanya? Tentu setiap orang akan mendapatkan pengalaman membacanya masing-masing.
Kebahagiaan dan kesedihan senantiasa datang tetapi bergilir
Ketika mendapat musibah, tetaplah yakin bahwa di dalam hidup semuanya bergilir. Akan ada saatnya bahagia, dan akan ada saatnya mendapatkan ujian. Begitu pula Santiago. Setelah 84 hari tidak mendapat ikan, akhirnya di hari ke 85 ia berhasil mendapatkan ikan. Ikan yang ia dapatkan pun tidak tanggung-tanggung, seekor Marlin raksasa.
Sayang seribu sayang impiannya membawa pulang ikan besar itu harus pupus ketika daging ikan yang ia bawa malah habis, menjadi santapan hiu. Meski begitu, ia tetap pulang dengan perasaan bahagia. Kelapangan hatinya memang luar biasa.
Di dalam hidup, ujian adalah keniscayaan
Ujian yang Santiago alami tidak pernah surut. Mulai dari tidak kunjung mendapatkan ikan, mendapatkan cibiran, bahkan sampai ketika pada akhirnya ia mendapatkan ikan kembali pun ia masih medapatkan ujian.
BACA JUGA : Hal yang Perlu Kamu Tahu Sebelum Melakukan Solo Touring
Begitu pula sejatinya hidup kita. Selain kematian, ujian adalah keniscayaan juga. Maka dari itu kita harus tetap tegar.
Tetaplah memiliki keyakinan dan harapan
Satu-satunya sumber energi paling besar agar tetap bisa bertahan hidup adalah keyakinan. Entah itu keyakinan kepada Tuhan, atau pun keyakinan kepada diri sendiri.
Santiago, dalam The Old Man and The Sea pun memiliki keyakinan yang tidak pernah layu. Pertama, ia yakin bisa pulang mendapatkan ikan. Kedua, ia juga yakin bahwa Tuhan selalu membersamai usaha-usahanya. Dan ketiga, yakin bahwa ketika ia memiliki cita-cita atau tujuan, semesta juga akan mendukung meraihnya.
Tekun dan pantang menyerah
Meski pun sudah tua dan tinggal sendirian, Santiago, begitulah nelayan tua itu dipanggil, tetap memiliki tekad yang kuat. Sekali pun ‘kemalangan’ terus menimpanya. Ia juga tidak peduli kepada cibiran orang yang menjulukinya “Salao”, orang paling sial di antara yang tersial sebab ketidakberuntungannya saat memancing ikan di laut. Selama delapan puluh empat hari melaut, tak satu pun ikan berhasil ia tangkap.
Delapan puluh empat hari memang bukan waktu yang singkat, tetapi ia tetap tekun pergi melaut setiap hari. Ia juga optimis, dan ternyata benar, usahanya membuahkan hasil. Akhirnya setelah lama ia berusaha, ia mendapatkan ikan, bahkan seekor ikan raksasa. Pada intinya, ketika memiliki tujuan yang jelas kita tidak akan mudah goyah lalu menyerah.