Kisah Pilu Korban Meninggal Karena Corona

Kisah Pilu Korban Meninggal Karena Corona

ZoyaQQLounge Pandemi corona menyebabkan banyak korban jatuh, berikut ini kisah pilu dari korban yang meningal karena virus ini.

Virus yang sedang menjadi momok ini telah merenggut puluhan nyawa di Indonesia.

Kebanyakan dari mereka ada orang yang sudah tua, dan daya tahan tubuh yang lemah.

Dalam kasus ini, virus corona akan memperburuk kondisi kesehatan inang tempatnya berkembang.

Orang yang meninggal karena virus ini juga sangat menyedihkan kisahnya.

Kekhawatiran warga dan keluarga membuatnya tak datang untuk melayat dan membuat upacara kematian, seperti yasinan dll.

Berikut ini adalah kisah pilu orang-orang yang meninggal karena virus corona

Tak ada yang pelayat datang saat prosesi pemakaman

Kisah pilu yang pertama dibagikan oelh Eva Rahmi Salama.

Wanita asal jakarta ini menuliskan rasa sedihnya dan juga foto pemakaman dari orang tuanya yang meninggal karena virus corona.

Ayah dan ibu Eva meninggal diminggu yang sama, sang ibu meninggal pada kamis 19/3, sedangkan ayahnya menyusul 3 hari setelahnya.

Orang tua Eva dikubur tanpa adanya pelayat yang berani datang satupun.

Situasi pemakamannya sepi hanya ada dua saudara laki-lakinya yang melepas ibu mereka untuk terakhir kalinya.

Catatan pilu anak dokter yang meninggal karena coronavirus

Di wabah corona yang semakin mengkhawatirkan, Indonesia mengerahkan banyak sekali tenaga medis yang selalu siap menangani pasien.

Diantara duka itu, ada banyak kabar sedih tentang para dokter yang meninggal karena ikut terinfeksi dan juga karena terlalu lelah.

Dr Bambang meninggal pada Senin 23/3 setelah memeriksa pasien yang meruapkan suspect corona. Kisah pedih itu dituliskan oleh anaknya, leonita Triwachyuni.

Keluarganya bahkan tidak dapat melihat wajah si dokter sekalipun karena ia berada di ruang isolasi hingga meninggal dunia. Dr. Bambang pun tidak bisa disemayamkan.

Mengucapkan selamat tinggal pun tidak bisa

Melalui Twitter pribadinya, seorang pria bernama Peter john Dario mengungkapkan kesedihannya karena sang ayah meninggal.

Peter sangat menyesal karena ia tak sedikitpun sempat mengucapkan selamat tinggal pada jenazah ayahnya.

Para petugas medis bahkan melarang Peter untuk bertemu dengan ayahnya meskipun kondisinya menghawatirkan.

Meski awalnya berharap si ayah bisa sembuh, ayah Peter akhirnya meinggal sendirian tanpa ada yang menemaninya.

Jenazah Aspem setda kota Medan yang sempat ditolak warga

Kejadian yang tak kalah sedih, juga dialami oleh Musaddad, Aspem Setda Kota Medan yang meninggan dengan setaus sebagai PDP corona.

Warga sekitar tempat tinggal jenazah ini sempat menolak penguburannya di area pekuburan muslim Mandailing.

Untungnya setelah diberia pengarahan dan pengertian oleh petugas, mereka mau mengerti.

Saat porses penguburan, jasad Aspem Setda sudah dimasukkan kedalam peti mati. para keluarga hanya melihat dari jarak yang jauh di seberang jalan.

Sangat menyedihkan ketika harus meninggal tanpa ada yang melayat. Virus ini benar-benar wabah yang memtaikan.

Maka dari itu kita putuskan rantai penyebarannya dengna upaya yang sudah dianjurkan, yakni tinggal dirumah saja.

Editor: Bandarceme

ADMIN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *